5 Masalah Pengecoran Beton dan Cara Mengatasinya
October 05 2022
Beton adalah bagian penting dalam konstruksi yang menjadi unsur utama pada bangunan. Penggunaan beton tentunya akan membuat bangunan menjadi lebih kuat dan kokoh terhadap gaya dan tekanan. Beton umumnya dibuat dari campuran pasir, semen dan juga kerikil dengan perbandingan tertentu yang diaduk hingga merata dan ditambahkan air secukupnya.
Dalam memprosesnya agar menjadi beton yang kuat harus dikerjakan dengan benar dan tepat sehingga membuat kualitas dan karakteristik beton pada bangunan sesuai dengan perencanaan. Dalam proses pembuatan beton mungkin terlihat mudah hanya mencampurkan komponen semen, pasir dan kerikil serta air saja. Namun ada banyak hal yang harus Anda perhatikan untuk mendapatkan beton yang kuat dengan hasil yang memuaskan. Kesalahan dalam proses pembuatan beton tentunya akan menghasilkan beton yang mudah keropos yang mungkin kedepannya akan menimbulkan kecacatan yang bisa mempengaruhi kekuatan struktur bangunan.
5 Masalah Pengecoran Beton dan Cara Mengatasinya
Berikut ini masalah-masalah proses pengecoran beton yang sering terjadi disertai tips untuk mengatasinya.
1. Beton Mengeropos (Honeycombing)
Kasus pengeroposan cor beton bisa dimulai dari munculnya bentuk yang menyerupai sarang lebah. Penyebabnya bisa karena agregat yang halus yang jumlahnya tidak pas atau kurang, serta kekentalan plastis yang rendah sehingga membuat beton mengalami agregasi, sehingga membuat beton tak sanggup mengisi cetakan hingga penuh. Aliran beton yang tidak lancar, slump yang terlalu rendah menyebabkan masalah ini.
Masalah pengeroposan beton seperti sarang lebah bisa juga disebabkan oleh gradasi yang tidak sesuai atau ukuran agregat kasar yang terlalu besar dibandingkan ruang yang tersedia. Untuk mencegahnya Anda bisa meningkatkan jumlah agregat halus.
2. Terjadinya Pengelupasan Beton
Beton yang dibuat dengan cara yang salah tentunya akan menghasilkan beton yang mudah mengelupas atau dikenal dengan istilah scaling. Penyebab utamanya adalah lapisan utamanya hanya mengandung agregat halus atau karena proses pengeringan dan proses pengerasan yang terlalu cepat. Beton yang mengelupas ini juga bisa karena kurangnya stabilitas. Anda bisa mengatasinya dengan menambahkan aditif Betonmix pada campuran adukan beton.
3. Beton Burik (Blow Holes)
Beton burik juga menjadi masalah beton yang dibuat tidak maksimal atau kurang baik. Penyebab utamanya bisa dikarenakan masalah udara, masalah air, atau pelumas pada cetakan yang terperangkap pada adukan beton. Penyebab lainnya juga bisa dikarenakan agregat halus yang berlebihan, permukaan cetakan yang terlalu kasar, pelumasan cetakan yang tidak rata, proses pengecoran yang mungkin terlalu cepat atau suhu beton yang terlalu tinggi sehingga menimbulkan blow holes atau beton burik.
4. Beton Berkerak (Cold Joint)
Ciri beton yang sedang mengalami masalah cold joint akan terlihat pada bidang sambungan yang diantara penuangan adukan yang berbeda seperti beton lama dan beton baru. Terjadinya cold joint bisa disebabkan munculnya kerak pada permukaan beton yang dapat menghalangi penggabungan monolit antara lapisan beton yang dicor secara berurutan. Masalah lainnya juga bisa disebabkan oleh filling ability yang kurang dan hilangnya slump flow yang mungkin terlalu cepat, kekentalan yang terlalu cepat. Pencegahannya bisa dilakukan dengan pengecoran terus-menerus dan melakukan pengujian awal untuk mencegah proses pengerasan lebih cepat.
5. Permukaan Beton Tidak Rata
Permukaan beton yang tidak rata juga menjadi masalah kemudian hari yang tentunya akan menyebabkan beton terlihat jelek. Masalah ini bisa disebabkan adanya kotoran yang mungkin menumpuk atau tersembunyi pada cetakan atau deformasi cetakan. Beton yang permukaannya tidak rata bisa juga disebabkan cetakan yang terlalu lemah, kecepatan pengecoran terlalu tinggi, penggunaan cetakan yang sudah usang, masih ada sisa-sisa adukan dari beton lama yang masih menempel. Untuk mengatasinya sebaiknya membuat bukaan posisi yang terletak dibawah cetakan, Anda juga bisa mengurangi kecepatan pengecoran dan mendesain ulang framework, memperbarui cetakan, serta membersihkan permukaan cetakan.
Pakai Betonmix Untuk Meningkatkan Mutu Beton Agar Menjadi Lebih Kuat
Betonmix merupakan cairan bening serbaguna untuk meningkatkan kualitas adukan beton. Berupa cairan siap pakai, Betonmix bermanfaat untuk mengurangi kebutuhan air, meningkatkan plastisitas adukan, dan mempercepat pengerasan beton (beton berumur 7-14 hari setara dengan beton berumur 28 hari), mencegah beton keropos serta meningkatkan kekedapan air pada beton.
BACA JUGA : Renovasi Rumah? Pastikan Aplikasi Anti Rayap Untuk Lindungi Perabotan Rumah
Keunggulan Betonmix
Meningkatkan mutu beton
Terdapat hubungan antara jumlah air yang dipakai dengan kuat tekan beton. Normalnya semakin banyak air yang digunakan, beton akan semakin encer dan hasilnya kekuatan beton akan turun. Dengan penggunaan Betonmix pemakaian air dapat dikurangi tanpa mempengaruhi daya alir beton (kemudahan aplikasi/workability/slump) serta dapat meningkatkan kuat tekan beton. Penambahan Betonmix ke adukan beton dapat mengurangi penggunaan air hingga 30% dari kebutuhan air normal, dan berpengaruh juga pada peningkatan kuat tekan beton hingga 20% ketika beton berumur 28 hari.
Mempercepat pengerasan beton
Beton + Betonmix umur 7-14 hari mempunyai kuat tekan setara dengan beton tanpa Betonmix umur 28 hari.
Mempermudah pengecoran beton
Untuk mempermudah pengerjaan pengecoran, Betonmix dapat ditambahkan ke dalam adukan. Slump beton (daya alir) akan meningkat tanpa menurunkan kuat tekan beton yang dihasilkan. Beton yang mengalir diperlukan untuk pengerjaan cor beton seperti area yang sangat luas, beton dengan sistem tulangan yang rapat, kolom yang tinggi, luas penampang yang kecil, dan pengecoran dengan menggunakan pompa beton. Betonmix menjadikan beton bersifat self-compacting (memadat dengan sendirinya) sehingga hasil cor menjadi lebih padat, tidak keropos, dan beton lebih kedap air.
Meningkatkan kekedapan air
Peningkatan mutu beton dengan Betonmix membuat beton menjadi lebih padat dan kuat, hal itu juga membuat porositas dalam beton menjadi berkurang drastis. Secara alami, beton yang padat dan minim porositas akan menjadi lebih kedap air karena air tidak dapat merembes melalui porositas beton.
Cara Menggunakan Betonmix
I. PENGADUKAN MANUAL
- 1 kg Betonmix digunakan untuk 2-8 zak semen.
- Campur Betonmix dengan air yang akan digunakan. Penggunaan air dapat dikurangi 10%-30% dari kebutuhan air normal.
- Masukkan campuran air dan Betonmix ke dalam adukan pasir, kerikil dan semen lalu aduk hingga rata.
- Lakukan pengecoran seperti biasa, usahakan adukan beton selesai dituang dalam waktu kurang dari 1 jam.
II. READY MIX
- Tentukan kualitas beton yang dipesan, slump (10±2 cm, usahakan minta slump sekecil mungkin) dan kapasitas mobil.
- Misal: beton kualitas K300, artinya dalam 1m3 beton, kandungan semen minimal 300 kg. Kapasitas molen 7m3.
- Maka: Kandungan semen total = 7 x 300 kg = 2100 kg. yang dibutuhkan = (0.2%-1%) x 2100 kg = 4.2 – 21 kg.
- Masukan Beton Mix ke dalam mobil molen bila pengecoran siap dilakukan, (masukan setengahnya terlebih dahulu, putar selama 5 menit kemudian amati daya alir beton, tambahkan sisa Betonmix secukupnya sambil diputar hingga adukan beton cukup plastis tapi beton tidak bleeding* atau kandungan air dalam campuran beton naik ke permukaan)
- Tuang adukan beton, usahakan beton selesai dituang dalam waktu kurang dari 1 jam.
*) Bleeding pada beton adalah: kondisi dimana air yang terkandung di dalam campuran beton naik ke permukaan, yang diindikasikan dengan warna putih pada permukaan beton.